Selasa, 27 November 2012

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu


Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu
Festival Bambu Nusantara menampilkan bambu bukan saja sekedar sebagai alat musik tetapi juga hubungan integral dengan budaya tradisional maupun modern. Acara ini berhasil merangkul kalangan muda agar mencintai ragam musik bambu sekaligus menjadi ruang bagi yang muda untuk menampilkan keterampilan bermusik etnik dan memamerkan beragam bentuk produk kreatif dari bambu yang jarang ditampilkan ke publik.
Festival Bambu Nusantara yang keenam kalinya digelar kembali hadir di Jakarta seperti pertama kali perhelatannya terlaksana. Bertempat di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, festival 2 hari sejak 1 hingga 2 November 2012 tersebut adalah event World Music with Art-Culinary-Handicraft. Event ini selain menghadirkan suguhan musik etnik berpadu dengan musik modern, juga turut diisi pameran, seminar, merchandise, kuliner, dan fashion. Di dalamnya tampil beraneka kreasi berbahan bambu dan beragam seni dari bambu dengan peran serta dari 12 provinsi di Indonesia.

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan BambuBambu Nusantara ke-6 sendiri resmi dibuka Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, juga turut dihadiri Direktur Pencitraan Kemparekraf Esthy Reko Astuti. Dalam sambutannya Sapta mengutarakan bahwa Festival Bambu Nusantara ke-6 diadakan untuk mendorong kreativitas pemusik dan pengrajin bambu. Kemenparekraf bekerja sama dengan Republik Entertaiment berupaya memperkenalkan musik bambu dari berbagai provinsi di Indonesia. Tidak hanya menampilkan aneka musik bambu saja tetapi juga kerajinan tangan berbahan dasar bambu. Pengunjung dapat membeli beraneka produk khas dari bambu dalam festival ini.

Dalam pementasan musiknya sendiri, Festival Bambu Nusantara 2012 menghadirkan banyak musisi, mulai dari yang telah ternama hingga yang baru memulai terjun dalam musik etnik. Hal itu karena festival ini menampilkan banyak kelompok muda berbakat di bidang musik bambu sebagai penerus kalangan senior yang sudah lebih dahulu masuk ke ranah musik internasional. Festival Musik Bambu Nusantara selain mengapresiasi seniman bambu secara nyata juga berupaya meregenerasi talent.
Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu
Beberapa pementas yang tampil diantaranya adalah:  Dwiki Dharmawan, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Vicky Sianipar, Samba Sunda, Karinding Attack, Melodi Maniz (Jepang), Komunitas Hong, Bambu Wukir, Bebendjo, Bambu Patempong Makassar, Anggrek Buluh Perindu (Jepang), Talo Balak Lampung, Alor (NTT), Kuda Laut, Ganiati, IKJ, Manunggal Roso Solo, dan SMPN 1 Megamendung. Pementasan musik dari para musisi tersebut mengkolaborasikan musik etnik dengan musik kontemporer seperti jazz, rap, rock, maupun disc jokey. Perpaduannya telah menghasilkan harmonisasi lantunan nada dan suara yang memikat dan semakin diminati masyarakat terutama generasi muda.

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan BambuBambu sendiri memiliki multifungsi pemanfaatannya dalam kehidupan masyarakat Nusantara sejak dahulu. Masyarakat telah memanfaatkan bambu sebagai bahan makanan, kebutuhan rumah tangga dan aneka kerajinan. Bambu kini juga dimanfaatkan untuk bahan cenderamata, furniture, tas, topi, kotak serba guna, hingga alat musik. Salah satu alat musik tradisional khas Nusantara berbahan bambu, yaitu angklung telah diakui PBB melalui UNESCO sebagai warisan budaya dunia asli milik Indonesia. Angklung menyusul batik, wayang, dan keris. Kini angklung kembali sering ditampilkan dalam bentuk orkestra dan semakin banyak dibina di sekolah-sekolah di Indonesia bahkan di luar negeri.

Bambu ibarat tanaman hadiah dari Tuhan untuk manusia dengan begitu banyak manfaat. Bambu sangat dekat dengan kehidupan manusia karena ada di sekelilingnya sehingga dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari mulai dari kelahiran hingga kematian. Bambu sejak dulu telah mendampingi masyarakat tradisional untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mulai dari kebutuhan pangan, peralatan hidup, konstruksi rumah, hingga pelengkap upacara adat-istiadat.

Etnik Musik: Kolaborasi Musik Etnik

Etnik Musik: Kolaborasi Musik Etnik

Ayo Mampir ke Pekan Batik Nusantara 2012 di Pekalongan

BAGI Anda penggemar batik jangan lewatkan kegiatan yang satu ini. Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, akan menggelar Pekan Batik Nusantara 2012 pada 3-7 Oktober 2012 di Gedung Olahraga dan Kesenian, Jalan Jetayu, Kota Pekalongan.
    
"Pada kegiatan ini, kami akan menampilkan produk andalan dari industri kecil menengah dan menampilkan batik karnival, aksi teatrikal, dan festival seribu lampion," kata Asisten I Kota Pekalongan Slamet Prihantono. Pekan Batik Nusantara 2012 ini rencananya dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Menurut dia, pada kegiatan Pekan Batik Nusantara 2012, panitia penyelenggara juga akan menyediakan 140 stan pameran dan 50 stan kuliner. "Sedangkan, jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan karnaval sebanyak 300 orang dan sekitar 300 orang pemain untuk mengisi pertunjukan teatrikal," katanya.
    
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan Doyo Budi Wibowo mengharapkan kegiatan Pekan Batik Nusantara 2012 mampu menbawa daya tarik wisatawan berkunjung ke daerah setempat.
    
"Kegiatan yang diselenggarakan setiap tahunnya ini, akan menampilkan produk-produk andalan industri kecil menengah dan kerajinan batik tersebut diharapkan membawa daya tarik wisatawan berkunjung ke daerah setempat," katanya.
    
Ia menambahkan bahwa pada tahun ini, rencananya Museum Batik Pekalongan masuk nominasi "Cipta Award" dan Kampoeng Batik Kauman juga masuk 15 nominasi nasional Desa Wisata terbaik.
    
"Saat ini, berbagai persiapan di lokasi wisata itu makin ditingkatkan, seperti keberadaan home stay yang semula hanya berjumlah enam tempat kini bertambah menjadi delapan, termasuk penjual kuliner juga bertambah," katanya.
 Ayo Mampir ke Pekan Batik Nusantara 2012 di Pekalongan

Festival Fotografi Pingyao Siap Pikat 1.700 Fotografer Dunia

PINGYAO, sebuah kota bertembok kuno di China tengah yang kerap dijuluki 'Kota Penyu', akan bertransformasi menjadi sebuah galeri seni kolosal pada akhir bulan ini dalam rangka Festival Fotografi Pingyao Internasional ke-12.

Sebagai salah satu pergelaran foto terbesar di dataran China, acara tahun ini bertema 'Regresi dan Melampaui' dan akan berlangsung dari 19 hingga 25 September 2012. ''Regresi berarti kembali ke esensi fotografi,'' kata Direktur Seni Festival Zhang Guotian.

''Sementara itu, melampaui berarti untuk melampaui batas-batas tradisional dan mencari cara untuk beradaptasi dengan era digital.'' Zhang mengatakan festival ini akan mencakup 332 pameran di Pingyao yang menampilkan berbagai genre fotografi dengan topik yang berbeda-beda.

Karya seni juga akan dipasang di jalan-jalan dan di empat candi, seperti City God's Temple dan Confucius Temple.

''Semuanya adalah kuil peninggalan dengan sejarah lebih dari 100 tahun,'' tambah Zhang.

''Ini akan menjadi lebih seperti sebuah pameran fotografi kuil besar.''

Adapun pameran Josef Koudelka menjadi puncak Festival Fotografi Internasional Pingyao untuk tahun ini. Josef Koudelka, seorang fotografer dari Republik Ceko, akan menjadi pembawa acara pameran ini bersama dengan Yayasan Aperture.

Pameran yang akan diadakan di sebuah bekas pabrik diesel akan menampilkan 75 foto oleh fotografer berusia 74 tahun yang berfokus pada berita dan fenomena sosial. Koudelka dan Melissa Harris, Kepala Editor Majalah Aperture, akan menghadiri upacara pembukaan pameran pada 19 September.

Ajang lainnya, ada Rockarchive - 50 Tahun Rock Inggris yang dikuratori oleh David Elliot dari Bagian Pendidikan dan Kebudayaan dari Kedutaan Besar Inggris, sebuah pameran penghargaan kepada pelopor jurnalisme foto Gu Di.

Ada pula She Ying Guo, sebuah pameran kelompok dengan fotografer China. Secara harfiah, Pingyao berarti 'damai dan jauh'. Situs Warisan Dunia UNESCO memperkirakan kota ini tekah berusia 2.600 tahun dan terkenal karena tembok kota yang didirikan di 1.370 selama Dinasti Ming.

Dengan ukuran 6.400 meter, 12 x 4 meter, dinding Pingyao memiliki enam gerbang yang menghadap enam arah sehingga membuatnya menyerupai kura-kura. Maka itulah, Pingyao mendapat julukan 'Kota Kura-Kura'.

Festival Anak Papua Membaca Digelar di Kota Sorong

Angka drop out siswa di Papua dan Papua Barat lumayan tinggi. Salah satunya, karena mereka belum bisa membaca, menulis, dan berhitung di SD.

Untuk itu, Yayasan Belantara menggelar festival anak Papua Membaca dan Bicara.

"Kami menggelar festival anak Papua Membaca dan Berbicara untuk mengatasi keterpurukan anak Papua di dalam bidang pendidikan," jelas Ketua Badan Pengurus Yayasan Belantara Papua Sorong Raya Abner Korwa Kota Sorong, Selasa (27/11).

Berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Papua Barat 2012, angka tidak naik kelas di kelas awal (kelas 1-3) SD sangat lumayan tinggi, yakni 16,13%. Akibatnya, angka drop out menjadi tinggi juga.

Sebagai hambatan utama yakni,tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung.Sebagai tiga kompetensi dasar bagi anak yang harus dimiliki sejak kelas awal 1-3 SD.

Namun,kenyataan masih banyak anak kelas 4, 5 dan 6 SD belum menguasai ketiga hal di atas.
Wartawan Media Indonesia Liliek Dharmawan menjadi juara pertama Apresiasi Jurnalistik dan Penulis Muda Pertanian 2012 yang diselenggaran Kementerian Pertanian (Kementan) kategori Wartawan Cetak.

Sedangkan juara kedua dan ketiga masing-masing diperoleh wartawan dari Venues Riau Bisnis dan Kompas. Penyerahan hadiah dilangsungkan di Auditorium TVRI, Selasa (27/11).

Apresiasi Jurnalistik dan Penulis Muda Pertanian 2012 tersebut juga memberikan penghargaan kepada pewarta foto, penulis SLTA, mahasiswa, dan video amatir.

Menteri Pertanian Suswono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dirjen Perkebunan Gamal Nasir menyatakan bahwa tujuan lomba jurnalistik dan penulis muda pertanian dimaksudkan untuk menyebarluaskan kebijakan pertanian kepada masyarakat dan menumbuhkembangkan mitra dalam bidang pertanian.

"Ke depan pada sektor pertanian harus tampil generasi muda. Generasi muda menjadi faktor penting dalam penguasaan teknologi pertanian dan menjadi inovator serta motivator dalam sektor pertanian," katanya.


Wartawan Media Indonesia Juarai Apresiasi Pertanian


Rabu, 21 November 2012

Pariwisata

Perut Kenyang, Dompet Aman

By Desiree Stephani May 22, 2012 0 comments
Selera boleh beda, tapi soal makanan enak, pasti ada beberapa jawaranya. Ah, tapi makanan enak pasti mahal, kan? Eits, nggak juga kok. Ada beberapa tempat yang menjual makanan enak tanpa harus menguras dompet. Pas buat tujuan makan di tanggal tua kayak sekarang. Bagi Urbanesian yang belum tahu tempatnya, yuk, simak rekomendasi makanan murah meriah dari Urbanesia berikut ini!

Sate dan Sop Buntut
Mau judulnya Madura ataupun Padang, sate adalah salah satu makanan favorit banyak orang. Sate juga makanan fleksibel yang bisa masuk ke kelas restoran mewah ataupun pinggir jalan. Lalu, dimana yah makan sate yang enak tapi nggak mahal? Yuk, ke Ajo Ramon (di bawah Rp20.000,00) dan Sate RSPP (di bawah Rp20.000,00).
Soal sop buntut, Urbanesian harus mampir ke daerah Patal Senayan untuk merasakan nikmatnya Sop Buntut Ibu Samino (Rp20.000,00-Rp40.000,00) atau ke Sop Buntut Goreng H Soedik.

Steak
Steak bukan lagi makanan yang hanya bisa kita jumpai di restoran mewah. Makin banyak warung steak yang berani memasang harga murah untuk menggaet banyak pengunjung. Namun, steak mana saja yang jadi jawaranya? Holycow! Steak (di bawah Rp100.000,00) dan Joni Steak (Rp30.000,00-Rp50.000,00)

Seafood
Makan seafood nggak harus keluar banyak uang. Mau rekomendasi restoran murah untuk mencicipi lezatnya si kepiting, udang dan cumi yang disiram saos padang? Yuk, mampir ke Seafood  212  Wiro Sableng atau ke Seafood Ayu (di bawah Rp60.000,00).

Nah, Urbanesian nggak perlu pusing lagi kan mau makan murmer dimana? Langsung tancap gas!

Sumber foto: Google image

Pariwisata

Senin, 19 November 2012

Komunitas Budaya Etnik: Project to turn desert green trials in Qatar

Komunitas Budaya Etnik: Project to turn desert green trials in Qatar

Komunitas Budaya Etnik: http://hlntv.com/video/2012/10/09/wedding-brawl-philadelphia-max-schultz

Komunitas Budaya Etnik: http://hlntv.com/video/2012/10/09/wedding-brawl-philadelphia-max-schultz

http://hlntv.com/video/2012/10/09/wedding-brawl-philadelphia-max-schultz

http://hlntv.com/video/2012/10/09/wedding-brawl-philadelphia-max-schultz

Project to turn desert green trials in Qatar

The Sahara Forest Project is testing its technology on a one-hectare site. Solar power and a seawater greenhouse are being deployed in an attempt to prove a concept which could regenerate many arid locations around the world. This CGI shows how the site will look when completed.

Project to turn desert green trials in Qatar

This dusty construction site in Mesaieed Industrial City, Qatar will be transformed into a center of food and freshwater production by bringing together a range of innovative green technologies.

Project to turn desert green trials in Qatar


The ultimate aim of the Sahara Forest Project is to return vast areas of desert back to life, providing food, water and clean energy in barren, resource-poor areas around the world. The ultimate aim of the Sahara Forest Project is to return vast areas of desert back to life, providing food, water and clean energy in barren, resource-poor areas around the world.

SURAT TERBUKA UNTUK BANGSA INDONESIA DARI GAZA


ini adalah pelanggaran HAM terberat harusnya dihukum seberat beratnya..
| SURAT TERBUKA UNTUK BANGSA INDONESIA DARI GAZA |

Mungkin surat ini sudah menyebar cukup lama untuk rakyat Indonesia, namun tidak sedikit pula yang belum membaca dan meresapi isinya, Bagi yang sudah membaca silahkan dibaca lagi dan dibagikan, jika yang belum silahkan membaca nya..


♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Untuk saudaraku di Indonesia, ..Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia .. Namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa?? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim Terbanyak di punggung bumi ini .. bukan
kah demikian wahai saudaraku???

Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da’wah dari Jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini?!!!?.

Wah,,,,sungguh jumlah angka yang sangat fantastis & membuat saya berdecak kagum, Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku ..jika jumlah jama’ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang di gabung .. itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji Dari negeri kalian dalam satu musim haji saja ...

Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat di banding kalian yah? Wah?.wah?pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5 % dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya ..? .. Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia, ..

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya & kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah? pasti sangat indah dan mengagumkan yah. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian..

Pasti para ibu-ibu disana amat mudah Menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko & para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku Tidak seperti di negeri kami ini, saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil ... yah diatas mobil saudaraku!!

Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, Namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum. Namun .., mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah & ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah ...itu yang kami dapat dari informasi televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding,,, ,, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA ... Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian ..???

Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut ..?!! !, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan .. atau got-got apalagi ditempat sampah? saudaraku! !!, Mereka mati syahid .. saudaraku! mati syahid karena serangan roket tentara Israel !!!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel ...

Saudaraku .., bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini. Perlu kalian ketahui,,,sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami Namun,,,,sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar ... Allahu Akbar!!!

Wahai saudaraku di Indonesia, ...

Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar, Apa karena kalian sulit mencari rezki disana ..? apa negeri kalian sedang di blokade juga ..?

Perlu kalian ketahui .. saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan .., walau sudah lama kami diblokade .. Kalian terlalu manja?!? Saya adalah pegawai Tata usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda Baru saja melangsungkan pernikahan,, ,yah,,,mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah, diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku. Dan Perdana menteri kami, yaitu ust Ismail Haniya memberikan santunan awal pernikahan Bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia, ..

Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut.

Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan Buku-buku pasti kalian telah lahap .., kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian punya waktu .. Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku ... Satu jam .., yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami.

Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau Cuma satu jam saudaraku ..,Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami) dan takaful (saling menangung beban) di sana .. Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami .. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana Dengan kalian??

Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur?an, umurnya baru 10 tahun , Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.

Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma .., yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku,, bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal .., karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia, ..

Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, .. kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia.

Namun,,,bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai Bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh.., iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.

( Gaza City ..1430 H )

Akhhuka….. Abdullah

Bagitulah isi surat tanpa harus mengubah isinya, Silakan baca dan resapi surat diatas, betapa miris dan terlukanya hati saat surat diatas diterima nurani kita, betapa terlukanya saudara kita disana. Tetap dukung mereka walau hanya Do’a ataupun dana yang bisa kita lakukan, Allahu Akbar ...

(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)
______________________________________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Aamiin Ya rabbal 'alamiin |

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik .. — 
-----------------------------
Mungkin surat ini sudah menyebar cukup lama untuk rakyat Indonesia, namun tidak sedikit pula yang belum mem
baca dan meresapi isinya, Bagi yang sudah membaca silahkan dibaca lagi dan dibagikan, jika yang belum silahkan membaca nya..


♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥


Untuk saudaraku di Indonesia, ..Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia .. Namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa?? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim Terbanyak di punggung bumi ini .. bukan

kah demikian wahai saudaraku???

Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da’wah dari Jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini?!!!?.


Wah,,,,sungguh jumlah angka yang sangat fantastis & membuat saya berdecak kagum, Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku ..jika jumlah jama’ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang di gabung .. itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji Dari negeri kalian dalam satu musim haji saja ...


Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat di banding kalian yah? Wah?.wah?pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5 % dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya ..? .. Subhanallah.


Wahai saudaraku di Indonesia, ..


Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya & kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah? pasti sangat indah dan mengagumkan yah. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian..


Pasti para ibu-ibu disana amat mudah Menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko & para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.


Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku Tidak seperti di negeri kami ini, saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil ... yah diatas mobil saudaraku!!


Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, Namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum. Namun .., mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah & ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah ...itu yang kami dapat dari informasi televisi.


Dan yang membuat saya terkejut dan merinding,,, ,, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA ... Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian ..???


Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut ..?!! !, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan .. atau got-got apalagi ditempat sampah? saudaraku! !!, Mereka mati syahid .. saudaraku! mati syahid karena serangan roket tentara Israel !!!


Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel ...


Saudaraku .., bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini. Perlu kalian ketahui,,,sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami Namun,,,,sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar ... Allahu Akbar!!!


Wahai saudaraku di Indonesia, ...


Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar, Apa karena kalian sulit mencari rezki disana ..? apa negeri kalian sedang di blokade juga ..?


Perlu kalian ketahui .. saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan .., walau sudah lama kami diblokade .. Kalian terlalu manja?!? Saya adalah pegawai Tata usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami.


Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda Baru saja melangsungkan pernikahan,, ,yah,,,mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah, diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku. Dan Perdana menteri kami, yaitu ust Ismail Haniya memberikan santunan awal pernikahan Bagi semua keluarga baru tersebut.


Wahai Saudaraku di Indonesia, ..


Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut.


Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan Buku-buku pasti kalian telah lahap .., kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian punya waktu .. Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku ... Satu jam .., yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami.


Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau Cuma satu jam saudaraku ..,Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami) dan takaful (saling menangung beban) di sana .. Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami .. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana Dengan kalian??


Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur?an, umurnya baru 10 tahun , Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.


Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma .., yah di tempat itulah mereka belajar Saudaraku,, bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal .., karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.


Wahai Saudaraku di Indonesia, ..


Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, .. kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia.


Namun,,,bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai Bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.


Oh.., iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.


( Gaza City ..1430 H )


Akhhuka….. Abdullah


Bagitulah isi surat tanpa harus mengubah isinya, Silakan baca dan resapi surat diatas, betapa miris dan terlukanya hati saat surat diatas diterima nurani kita, betapa terlukanya saudara kita disana. Tetap dukung mereka walau hanya Do’a ataupun dana yang bisa kita lakukan, Allahu Akbar ...


(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)

______________________________
________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Aamiin Ya rabbal 'alamiin |


#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik .. —
-----------------------------

HALLO...!

SERIUS NIE.

PENTAS MUSIK ETNIK

RAME-RAME NARSIS

WALHI JAWA BARAT ulang tahun.

nasi bungkus.




BENARKAH wartawan saat menulis berita kurang mengolah rasa dan menempatkan rasionalitas di atas segalanya?
Rupanya hal itu menginspirasi sembilan wartawan yang bekerja di beberapa media massa untuk menulis cerpen. Sekaligus mereka ingin meluruskan pandangan bahwa wartawan hanya menulis berita.
Maka, lahirlah sekitar 37 cerpen yang dikompilasi di sebuah buku berjudul Kumpulan Cerpen Sembilan Wartawan. Para penulisnya ialah Aba Marjani, AR Loebis, Djahar Muzakir, Djunaedi Tjunti Agus, Hendry CH Bangun, Iman Handiman, Mahfudin Nigara, Maria Andriana, dan Wito Karyono.
Masing-masing berkisah tentang apa yang mereka rasakan. Tentu saja tema cerpen dalam buku tersebut berbeda-beda, tetapi dengan kualitas yang terjaga dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kisah-kisah cerpen dalam buku tersebut beragam. Misalnya, seputar drama hidup, tentang ibu yang tidak menginginkan anak lelakinya menikahi seorang wanita hanya karena kesamaan nada suara dengan wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.
Sang anak pun menipu sang ibu yang matanya sudah buta dengan membiarkan selama enam tahun kekasihnya tersebut mendampingi ibunya dengan menyamar sebagai pembantu. Kisah itu tertuang dalam cerpen berjudul Dusta yang Suci karangan Djahar Muzakir.
Ada lagi cerpen berjudul Stasiun (Sebuah Sketsa) yang dikarang Hendry CH Bangun. Ceritanya datar, tapi tetap menarik. Berkisah rutinitas warga Jakarta yang setiap harinya menggunakan kereta api saat pergi dan pulang kantor. Anehnya, yang terjadi, berdesakan menambah sikap individualistis. Hampir tidak ada dialog di antara pengguna kereta.
Cerita lain juga tentang keberanian. Misalnya saja seseorang yang bersedia menjadi saksi di tengah banyaknya orang yang mencari aman atas berbagai peristiwa sadis yang menimpa orang lain seperti dalam kisah Bunuh Diri, hingga tentang susahnya rakyat Indonesia mencari kerja di Jakarta dalam kisah Perjuangan Seorang Pencari Kerja.
Penyusun buku Hendry CH Bangun menjelaskan kisah dalam buku tersebut tidak di bawah satu tema. Sebab, para wartawan menghendaki ide itu bergerak liar bebas dan jauh dari sekat tematis.
Kisah dalam cerpen-cerpen tersebut mengalir dan mudah dicerna. Karena itu, kumpulan cerpen tersebut bukan sekadar oase tempat menyejukkan hati dan pikiran para wartawan senior dari kesibukan yang berat. Bukan juga sekadar penyalur kegelisahan jiwa dan pikiran atau gagasan subjektif yang tidak mungkin dituangkan dalam bentuk berita di media massa.
Akan tetapi, kisah dalam cerpen-cerpen itu secara sastrawi mentransformasi peristiwa, gagasan, protes, kemuakan, atau bahkan kemarahan ke dalam bentuk cerita. Bahkan, cerpen-cerpen tersebut lahir dari spontanitas di tengah rutinitas yang padat.
Bagi Maria Andriana, misalnya, menulis cerpen merupakan pelampiasan akan kecintaannya akan berbahasa karena dalam pekerjaannya sehari-hari, ia menulis berita secara singkat. Yang jelas, bagi sembilan wartawan tersebut, menulis cerpen merupakan penyeimbang antara karya jurnalistik dan karya sastra.

Minggu, 18 November 2012

 

Atraksi Wisata Malam di Yogyakarta Perlu Ditambah

Atraksi wisata pada malam hari di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih kurang sehingga perlu ditambah agar wisatawan memiliki pilihan tontonan hiburan. "Selain itu, dengan makin banyaknya atraksi wisata pada malam hari di Provinsi DIY diharapkan lama tinggal wisatawan juga bertambah," kata praktisi pariwisata, Widi Utaminingsih, yang juga Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta, Jumat (16/11/2012)
Menurut Widi, rata-rata lama tinggal wisatawan di daerah ini  masih di bawah tiga hari sehingga uang yang mereka belanjakan saat menginap relatif sedikit. "Untuk menggenjot lama tinggal wisatawan, perlu ada  atraksi wisata pada malam hari agar geliat pariwisata DIY makin  meningkat," kata Widi.

Ia mengatakan atraksi wisata pada malam hari itu memang sudah menjadi wacana lama, tetapi implementasi di lapangan termasuk koordinasi antarlembaga dan pemangku kepentingan pariwisata di daerah ini masih kurang. "Pememerintah setempat harus secepatnya mengantisipasi atraksi wisata malam hari sehingga bisa berdampak positif bagi pariwisata DIY," katanya.

Widi memaparkan, selama ini untuk menonton atraksi pada malam hari di DIY masih terbatas hanya Ramayana Balet di panggung terbuka Purawisata di Kota Yogyakarta ataupun panggung terbuka di Taman Wisata Candi Prambanan di Kabupaten Sleman.

"Pentas kesenian tradisional hendaknya perlu diperbanyak dan perlu menghidupkan kembali pentas seni pada malam hari yang dulu sudah ada, tetapi karena sesuatu hal, tidak lagi bisa terselenggara," katanya.

Widi melanjutkan, masih banyak lokasi di Yogyakarta yang bisa  dimanfaatkan untuk panggung pertunjukan kesenian, di antaranya Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Titik Nol Kilometer di simpang empat depan Kantor Pos Besar, dan pergelaran di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat serta beberapa tempat lainnya.

"Jika pertunjukan wisata malam hari semakin banyak, diyakini lama tinggal wisatawan di Yogyakarta akan bertambah," kata Widi.
 
Sumber : Antara


Keraton Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan menyimpan ribuan mahakarya seni yang diciptakan oleh para raja dan pujangganya. Sebagian mahakarya itu jarang ditampilkan untuk khalayak.
Alasan tidak dipertontonkannya milik keraton tersebut karena dianggap sakral. Dengan alasan kesakralan itu, di masa lalu seni yang diciptakan para raja dan pujangga menjadi bersifat eksklusif dan hanya bisa ditonton oleh kalangan di dalam istana dan tamu-tamu istimewanya.
Seiring perkembangan zaman, keraton semakin membuka diri. Kini mahakarya para sultan tersebut mulai dipertontonkan untuk publik.
Bekerja sama dengan Gelar Budaya World Performance, Keraton Yogyakarta menggelar pentas tari dan wayang orang selama dua hari, 15-16 November. Pentas bertajuk Menjelajah Mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono ini menampilkan tari Srimpi Pandhelori karya Sri Sultan HB VIII, Beksan Lawung Ageng, dan wayang orang Harjunawiwaha karya Sri Sultan HB I serta konser gendhing Westminster karya Sri Sultan HB VII. Sebanyak 116 penari, pemain gamelan, sinden, penata busana, dan penata ritual didatangkan langsung dari Yogyakarta.
Anto Sukardjo, pemrakarsa dan penganggung jawab kegiatan, mengatakan, Keraton Yogyakarta masih menyimpan dan memelihara karya seni mereka dan mempertahankan keasliannya. Hal ini sengaja dilakukan agar bangsa Indonesia masih memiliki sumber kesenian tradisi yang asli. "Tidak semua seni tradisi harus dikomodifikasi menjadi modern," kata Anto, Jumat (16/11/2012) di Jakarta.
Tujuan pagelaran tersebut, kata Anto, agar masyarakat bisa melihat langsung keaslian seni tradisi yang dipelihara Keraton Yogyakarta. Sepuluh tahun lalu, Keraton Yogyakarta juga pernah mementaskan mahakarya seninya.
Anto menyatakan, tidak mudah mendapatkan izin untuk menampilkan karya-karya Sri Sultan ke pentas publik. Ia mengajukan izin sejak Mei dan baru disetujui oleh Sri Sultan HB X pada Oktober.
Untuk pentas itu, seluruh perangkat didatangkan dari keraton, seperti gamelan Kanjeng Kyai Madu Murti dan Kanjeng Kyai Madukusumo, pusaka keris, kostum asli penari keraton, dan lain-lain.
Selama dua hari pertunjukan, rata-rata pengunjung yang datang hampir memenuhi ruang penonton bagian bawah di gedung Teater Jakarta, yang berkapasitas 1.500 penonton.
Kepala Kesenian dan Kerajinan Keraton Yogyakarta, Yudhadiningrat mengatakan, gelar budaya keraton tersebut bertujuan agar masyarakat tahu bagaimana seni tradisi yang benar-benar asli. "Sekarang ini banyak sekali seni tradisi dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak tampak lagi keasliannya," kata Yudhadiningrat.
 
Editor :
Nasru Alam Aziz
Ngayogjazz 2012 Paduan Jazz dan Budaya Lokal


Pergelaran musik tahunan Ngayojazz yang digelar di Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta pada 18 November 2012 akan memadukan musik jazz dengan budaya lokal yang tumbuh di masyarakat setempat.
"Pada Ngayogjazz ini kami akan memadukan potensi dan budaya lokal yang sudah tumbuh dan berkembang di Desa Wisata Brayut, mulai dari kearifan lokal masyarakat setempat sampai seni budaya yang ada di Sleman pada umumnya," kata Ketua Pelaksana Ngayogjazz Djaduk Ferianto.
"Ngayogjazz" merupakan sebuah gerakan budaya yang menggunakan jazz sebagai medianya. Kegiatan tersebut sarat dengan interaksi dengan masyarakat yang menjadi lokus penyelenggaraan.
"Ini dilakukan untuk memaksimalkan potensi masyarakat setempat yang mampu menggerakkan perekonomiam masyarakat Brayut. Kegiatan ini tidak bersifat profit oriented tapi lebih kepada gerakan kea arah proses pembudayaan dan proses regenerasi pemusik jazz," katanya.
Ia mengatakan dalam pegelaran ini akan ada enam panggung yang didirikan di area Desa Wisata Brayut dan setiap pergantian panggung akan dimeriahkan dengan pentas seni tradisional mulai dari kirab "bregodo" (prajurit tradisional), jathilan, badui dan seni lainnya.
Ngayogjazz 2012 yang mengusung tema "Dengan Ngejazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz" akan melibatkan 30 group, dua diantaranya dari luar negeri.
Musisi dari luar negeri yang dijadwalkan akan hadir yakni Jen Shyu dari Amerika, Toninho Horta dari Brasil. Musisi nasional antara lain Syaharani dan ESQI:EF, Benny dan Barry Likumahua, Idang Rasjidi, Irianti Erning Praja, dan Eramono Sukaryo.
Pengelola Desa Wisata Brayut Budi Utomo mengatakan warga desa sangat antusias menyambut kegiatan ini. Warga berharap semakin banyak orang yang datang ke Desa Wisata Brayut akan meningkatkan perekonomian setempat.  

Sumber :ANT

Sabtu, 17 November 2012



 Setelah Tujuh Puncak di Tujuh Benua
Di antara sekitar 350 penggapai tujuh puncak di tujuh benua, Indonesia menyumbang empat pendaki dari Mahitala pada Juli 2011 dan dua pendaki dari Wanadri pada Mei 2012. Namun, setelah itu apa? Cukupkah Indonesia berbangga memiliki enam pendaki penggapai tujuh puncak di tujuh benua atau seven summiteers?
Demikian salah satu pertanyaan dalam seminar Kisah Para Pendaki Asia Tenggara yang Telah Berhasil Manggapai Puncak Dunia di Gedung Setiabudi 2, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (17/11/2012). Seminar diselenggarakan oleh Mahasiswa Parahyangan Pencinta Alam (Mahitala), Universitas Parahyangan, Bandung, Jawa Barat.
Bagi Mahitala, sudah setahun lebih sejak empat pendaki mereka menyelesaikan ekspedisi dengan menggapai puncak ketujuh yakni Denali/McKinley (6.194 mdpl) di Alaska, Amerika Serikat (Amerika Utara) pada 7 Juli 2011. Mereka adalah Sofyan Arief Fesa (29), Xaverius Frans (25), Broery Andrew Sihombing (23), dan Janatan Ginting (23).
Pemikiran untuk melaksanakan Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) atau Ekspedisi Indonesia di Tujuh Puncak Dunia oleh Mahitala Unpar itu justru berawal dari perjumpaan dengan Hiroyuki Kuraoka, pemandu berpengalaman asal Jepang, saat belasan anggota Mahitala melaksanakan ekspedisi sekaligus penelitian flora dan fauna di Carstensz Pyramid, Papua, Indonesia (Oceania), Januari-Februari 2009.
Dalam kurun waktu 35 hari ekspedisi itu, pada 23 Februari dan 26 Februari 2009, anggota Mahitala termasuk empat pendaki yang kemudian menjadi pendaki ISSEMU, menggapai puncak Ndugu-Ndugu/Carstenz Pyramid (4.884 mdpl). Mereka juga memberi nama lima puncak-salah satunya Mahitala-yang diklaim belum digapai pendaki lainnya, mengganti tali dan jangkar dengan yang baru sedangkan yang lama dibuang dengan bantuan angkut helikopter.
Saat bertemu Hiroyuki, sang pendaki gaek asal Jepang itu sedang memandu seorang pendaki yang ternyata sopir taksi yang berambisi menjadi seven summiteers. Jika orang lain mampu, apakah anggota Mahitala yang notabene orang tropis juga bisa? Hiroyuki ternyata juga mengamati aktivitas anggota Mahitala di satu-satunya pegunungan berpuncak es abadi di Indonesia itu.
Hiroyuki punya feeling bahwa Mahitala mampu, selama kegiatan terlihat tenang, nyaris tanpa mengeluh, dan terus mendaki yang dinilainya modal yang cukup baik untuk menjadi pendaki tangguh dunia.   Perasaan Hiroyuki itu akhirnya terbukti. Indonesia melalui Mahitala dan Wanadri menjadi satu di antara para pendaki dari 52 negara di dunia yang dikategorikan seven summiteers.
Namun, sudah cukupkah? Setelah itu apa? Jawabannya masih disimpan oleh empat pendaki Mahitala. "Kami belum berani mengutarakannya," kata Xaverius Frans menjawab pertanyaan peserta seminar.   Di jajaran pendaki elite dunia, jumlah puncak tertinggi benua masih diperdebatkan. Sebagian menyatakan ada tujuh puncak mewakili tujuh benua. Sebagian menyatakan ada delapan puncak mewakili delapan benua. Yang disebut terakhir ialah puncak Kosciuszko (2.228 mdpl) di Australia yang dianggap mewakili benua Australia sehingga berbeda dengan Ndugu-Ndugu/Carstensz Pyramid yang mewakili benua Oceania.
Jika kategorinya delapan puncak di delapan benua, hanya ada 138 pendaki yang Indonesia belum termasuk di antaranya.   Selain itu, ada istilah adventure grand slam untuk penggapai tujuh puncak di tujuh benua ditambah kutub utara dan kutub selatan.  Yang berpredikat ini belum lebih dari 20 pendaki. Salah satunya berasal dari Singapura yakni Khoo Swee Chiow yang saat seminar juga hadir dan berbagi pengalamannya. Dia adalah orang pertama dari Asia Tenggara atau orang keempat di dunia yang mendapatkan adventure grand slam.
Tidak berhenti di situ, Khoo pernah bersepeda Singapura-Beijing (China), bersepatu roda dari Hanoi (Vietnam) ke Singapura, berkayak keliling kepulauan Filipina, bertahan dalam air paling lama, dan berenang menyeberangi Selat Malaka. Sudah lebih dari 350 seminar motivasi yang diikuti 95.000 di seluruh dunia yang pernah diberikan oleh Khoo.
Khoo juga orang Asia Tenggara pertama yang menggapai puncak K2 (8.611 mdpl). Puncak kedua tertinggi di dunia itu digapai pada 31 Juli 2012. K2 dianggap gunung mematikan dengan jalur pendakian tersulit. Puncak tertinggi dunia yakni Sagarmatha/Everest (8.848 mdpl) sudah digapai oleh 4.000 pendaki. Namun, baru 300 orang yang pernah menggapai puncak K2 di Pegunungan Karakoram teritorial Pakistan-China.
Menurut Khoo, Indonesia adalah bangsa yang besar. Indonesia patut menjadi pemimpin atau pemasok utama pendaki-pendaki tangguh dunia, setidaknya dari Asia Tenggara. Di Singapura, tidak banyak yang ingin mengikuti jejak Khoo. Malaysia diduga memfokuskan pada pendakian Everest. Sedikit pendaki dari Vietnam yang setelah mencapai Everest belum terdengar lagi gebrakannya. Thailand yang menyumbang tiga pendaki tujuh puncak di tujuh benua juga belum lagi terdengar gaungnya.
"Peluang Indonesia amat besar untuk menjadi yang terkuat di pendakian gunung," kata Khoo. Bahkan, Khoo membocorkan peluang kegiatannya mendatang. Antara lain mendaki Kanchenjunga (8.586 mdpl) yang tertinggi setelah Everest dan K2, anggota 14 puncak di atas 8.000 mdpl, mendaki gunung tertinggi di Myanmar yakni Hkakaborazi (5.881 mdpl), mendaki puncak-puncak yang belum pernah didaki di India atau Papua, atau menjelajahi Indonesia dari Aceh sampai Papua.   Padahal, untuk mewujudkan ambisi nekatnya itu, Khoo tidak membiayainya sendiri. Dana didapat dari sponsor yang dianggap sebagai mitra bisnis.
Kegiatan Khoo dipandang membantu mengangkat citra dan mendongkrak penjualan produk perusahaan sponsor.   Lalu di mana peluang pendaki Indonesia untuk mengungguli Khoo? Peluang itu berasal dari pertanyaan seorang peserta apakah Khoo ingin mendaki seluruh 14 puncak di atas 8.000 mdpl? Jawaban Khoo, dalam waktu dekat ini belum, sebab pendakian gunung berkategori tersebut menghabiskan dana besar dan waktu yang lama.
Sudah tiga puncak dari 14 puncak di atas 8.000 mdpl yang digapai Khoo. Selain Everest dan K2 adalah Shishapangma (8.013 mdpl). Berarti untuk mensejajarkan diri dengan 29 pendaki penggapai 14 puncak tersebut atau disebut eight-thousander, Khoo masih perlu menyelesaikan 11 puncak lagi.
Untuk menjadi eight-thousander, peluang Indonesia untuk menjadi yang terdepan di Asia jelas tertutup sebab sudah didahului oleh pendaki Korea Selatan, Jepang, Nepal, dan Kazakhstan. Namun, untuk menjadi eight-thousander pertama dari Asia Tenggara, peluang ini masih ada dengan catatan tidak didahului oleh Khoo.
Entah kegiatan alam terbuka seperti apa yang bisa dijadikan Indonesia untuk menjadi yang unggul. Namun, pernyataan Khoo menarik untuk direnungkan. Mimpi besar membuat kita tetap hidup dan bisa diwujudkan dengan permulaan langkah kecil.   Pernyataan itu senada dengan hasil perenungan Mahitala. Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah. Sesuatu yang mustahil menjadi saya mungkinkan (impossible to i'm possible). Dan, lakukanlah demi bangsa Indonesia.
 
Editor :Rusdi Amral
 

Situs Liyangan Bisa Jadi Ikon  

Situs Liyangan di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (23/12/2011). Situs Liyangan ditemukan di bawah Gunung Sindoro di Kabupaten Temanggung pada kedalaman delapan meter di bawah permukaan tanah. Di sekitar candi ditemukan pula bangunan rumah yang mengindikasikan adanya permukiman penduduk.

Situs sejarah di Dusun Liyangan Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, bisa menjadi ikon pariwisata Kabupaten Temanggung, kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Windu Nuryanti.
"Situs Liyangan ini penting sekali nilai sejarahnya, cakupan wilayahnya luas, dan lokasinya strategis. Hal ini bisa sebagai ikon baru Temanggung," katanya di Temanggung, Jumat.
Menurut Windu, pemerintah pusat akan melanjutkan penggalian dan melakukan kajian terencana untuk menjadikan situs bekas pemukiman penduduk pada masa kerajaan Mataram Hindu Kuno abad IX yang ditemukan tahun 2000 itu sebagai taman konservasi.
"Kalau tahun 2013 dimulai kajian dan selesai maka pada 2014 mulai pembangunan. Persyaratannya pemerintah Kabupaten Temanggung bertanggung jawab atas kepemilikan lahan situs tersebut," katanya.
Pembangunan taman konservasi, ia menjelaskan, akan menarik kunjungan wisatawan dan membuka peluang usaha bagi warga setempat.
Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto, mengatakan Balai Arkeologi Yogyakarta bisa melakukan penggalian dan pemugaran situs Liyangan dengan cepat kalau ada dukungan dana dan pemerintah daerah membebaskan kepemilikan lahan.
Menurut dia, selanjutnya pemanfaatan situs bersejarah tersebut harus diprioritaskan untuk kegiatan penelitian dan pelestarian peninggalan sejarah.
Dia juga menyarankan institusi terkait menyusun agenda pelestarian terpadu dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Temanggung dan universitas.
Sumber :ANT


 
CAKRAWALA PENDIDIKAN KE DEPAN
oleh Putra Nusantara.

BHINEKA TUNGGAL IKA. Satu baris kalimat yang terpatri pada sehelai pita yang dicengkram kuat dua cakar sang Garuda, yang di dadanya melekat perisai Pancasila, sebagai lambang negara terci

nta ini. Tampaknya, kebhinekaan itu terus menjadi persoalan di negeri ini, baik itu politik, hukum, ekonomi, lingkungan hidup, sosial, maupun budaya. Tepatnya, belum sempat satu persoalan rampung diatasi, muncul persoalan baru. Bahkan, banyak pula sebuah persoalan terus-menerus menjadi persoalan, yang seakan tak dapat terselesaikan. Salah satunya “pendidikan”.

Sebenarnya di negeri ini jumlah Lembaga Perguruan Tinggi yang dikenal sebagai LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), baik berbentuk Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) maupun Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP), cukup banyak. Keberadaan lembaga tersebut tentunya dimaksudkan guna menjawab persoalan-persoalan dalam dunia pendidikan di Indonesia ini. Dan, tidak terbantahkan banyak pakar pendidikan kita lahir, atau berasal dari lembaga tersebut. Namun “bola panas” dunia pendidikan Indonesia masih terus menggelinding, dan IKIP diganti identitasnya menjadi Universitas Negeri, kecuali IKIP Bandung, yang masih tetap mempertahankan inisial “pendidikan” menjadi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), walau sering diplesetkan menjadi Universitas Pasti IKIP.

Banyak sudah pendapat yang dilontarkan, termasuk upaya-upaya yang dilakukan guna pembenahan pendidikan di negeri ini. Menyoal upaya pembenahan pendidikan, jelas yang pertama dan utama sebagai pengemban tanggung jawabnya adalah negara, dalam hal ini tentunya DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) bersama penyelenggara negara. Merekalah yang harus memulai atau mengawali pembenahan pengelolaan pendidikan.

Belum Proporsional
Berbicara profesionalitas, apresiasi terhadap pendidikan belumlah baik dan memadai. Salah satu indikatornya setiap seleksi peran ijazah atau sertifikat masih sangat dominan, akibatnya kinerja orang-orang yang lolos seleksi pun menjadi sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan. Guru atau dosen memang merupakan salah satu dari sekian banyak tugas keprofesian. Menjadi guru atau dosen sebagai sebuah kerja profesi semestinya, dan memang harus, menarik minat serta menggiurkan.

Mengingat beban tugas dan tanggung jawab bagi mereka yang mengemban tugas keprofesian ini tidak ringan, sudah selayaknya imbalan, dan fasilitas penunjang yang mereka terima juga harus lebih atau minimal proporsional, artinya tidak dengan hanya sekedar “rayuan gombal” seperti sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”. Jadi, memperhatikan kenyataan akan rendahnya imbalan atau layanan fasilitas seperti yang diterima guru atau dosen saat ini, maka kita atau negara juga jangan terlalu banyak menuntut mereka.

Bila dibandingkan profesi lainnya, seperti dokter atau tenaga paramedis, kehidupan guru atau dosen bagai “api jauh dari panggang”. Guru atau dosen tidak mungkin sibuk di tempat prakteknya di rumah, seperti seorang dokter yang banyak melayani pasien di tempat prakteknya dibandingkan di rumah sakit, tempatnya bekerja. Intinya, selama negara masih belum berkeinginan memperlakukan para profesional secara proporsional, kecil harapan negeri ini memiliki para profesional di berbagai bidang. Ya, setelah Indonesia merdeka, peristiwa politik 1966, dan reformasi 1998, adakah pemimpin kita yang bertanya seperti Kaisar Hirohito, setelah Jepang habis dibom Sekutu, berapa jumlah guru yang tersisa?

Profesionalitas seseorang sangat bergantung pada kompetensi yang dimilikinya, dan sejauh mana dia mampu mengembangkannya secara maksimal. Sistem ranking, kelas unggul, dan sekolah unggul yang ada, mungkin perlu dikaji ulang seberapa besar manfaatnya. Semula penerapannya bertujuan untuk memotivasi siswa dalam belajar, tapi kenyataan di lapangan menunjukkan pencapaian tujuan siswa yang memang termotivasi cenderung kecil. Bahkan, dampak yang mencengangkan; ada sejumlah guru atau sekolah yang tega membocorkan kunci jawaban ujian kepada siswanya, demi mencapai apa yang ditargetkan, yakni bisa dikatakan sebagai sekolah unggul karena nilai angka siswanya memang besar!

Pengelolaan Pendidikan
Perekrutan dan kesejahteraan guru atau dosen, pengawas sekolah atau mata pelajaran, serta kurikulum, gedung sekolah, buku pelajaran, badan akreditasi, peran masyarakat atau swasta, standar mutu pendidikan, penerapan aturan dengan gaya "kacamata kuda" dan seabrek persoalan pendidikan lainnya, seolah tak kunjung menyusut melainkan terus menumpuk, semakin rumit, dan kompleks. Demikian pula anggaran pendidikan, yang tampaknya sulit bergerak naik, bila dibandingkan anggaran lainnya, terutama dalam pembangunan pada pemerintahan pusat pun daerah.

Sebetulnya kunci persoalan di atas, berada pada bagaimana kita mengelola pendidikan ini. Keberadaan jumlah sekolah-sekolah negeri, sudah terlalu banyak sehingga cukup membebani dunia pendidikan kita, dan ini seharusnya tidak perlu terjadi. Negara pun harus memikul beban biaya pendidikan yang besar. Di samping itu, disadari atau tidak, sekolah swasta yang memang dibutuhkan peran sertanya sebagai mitra pemerintah dalam membangun SDM menjadi terjepit, dan sulit dapat berkiprah lebih jauh, terutama sekolah-sekolah swasta yang kurang “bonafid”. Ironisnya sekolah-sekolah tersebut hanya menjadi bahan cemoohan bukan diupayakan untuk dibantu dan didukung agar dapat mandiri dan berkembang.

Ke depan, sekolah dasar dan menengah negeri jumlahnya tidak perlu banyak, terutama di kota-kota besar. Sekolah negeri hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang lemah secara ekonomis, masyarakat pedesaan, dan masyarakat yang anaknya memiliki bakat atau prestasi luar biasa. Tepatnya, bagi mereka yang memenuhi persyaratan untuk bersekolah di sekolah negeri, maka negara berkewajiban membiayai dan memfasilitasi semua kebutuhan pendidikannya.

Untuk masyarakat yang tingkat ekonominya masuk kategori menengah maka mereka harus memilih sekolah swasta, sedangkan bagi masyarakat yang tingkat ekonominya di atas kelompok menengah, selain harus memilih sekolah swasta mereka pun harus ikut memberikan bantuan yang dapat mendorong sekolah swasta yang bersangkutan menjadi lebih berkemampuan dan berkualitas. Dengan kondisi pengelolaan pendidikan yang demikian maka anggaran pendidikan yang jumlahnya berkisar 20% cenderung sudah bisa mencukupi kewajiban negara membiayai pendidikan, termasuk di dalamnya dapat dialokasikan dana subsidi bagi pengembangan guru dan siswa sekolah swasta...dengan catatan bebas dari praktik korupsi di berbagai lini.

Dengan jumlah sekolah negeri yang sedikit, tetapi memiliki fasilitas pendidikan yang merata, lengkap, dan canggih, tentu kebutuhan tenaga guru PNS pun menjadi sedikit. Nah, dengan kebutuhan tenaga guru PNS yang sedikit ini jelas akan mendorong tingkat persaingan menjadi tinggi. Bila tingkat persaingan menjadi guru PNS tinggi, maka sistem perekrutan guru dapat diperketat guna mendapatkan tenaga pendidik yang benar-benar berkualitas.

Jika jumlah sekolah dan guru negeri sedikit, maka memungkinkan bagi pemerintah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan guru antara 4 sampai 5 kali lipat dari penghasilan guru seperti sekarang. Lalu, pemerintah atau penyelenggara pendidikan memberikan perumahan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya, yang mana lokasinya tidak boleh jauh dari sekolah tempat mereka mengajar atau bekerja.

Bekas gedung-gedung sekolah negeri, yang tidak termasuk dari jumlah kebutuhan sekolah negeri, dapat diswastanisasikan, sedangkan siswanya diatur sesuai dengan kemampuan ekonomi orang tuanya, termasuk siswa-siswa di sekolah swasta perlu didata ulang. Untuk siswa sekolah swasta yang memenuhi syarat masuk ke sekolah negeri harus ditawarkan, dan diberi kesempatan satu tahun ajaran untuk mempertimbangkan kepindahannya ke sekolah negeri. Bagi guru PNS yang tidak lolos dalam seleksi ulang guru sekolah negeri, kepada mereka negara memberikan pensiun dini, dan diprioritaskan untuk dapat mengikuti seleksi guru sekolah swasta.

Era otonomi daerah, seperti sekarang ini adalah saatnya bagi khususnya Pemerintah Daerah untuk sungguh-sungguh berpihak kepada dunia pendidikan di wilayahnya masing-masing, karena generasi muda inilah yang nantinya akan memegang dan menjalankan tongkat estafet dalam menumbuhkembangkan potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Sehingga era otda tidak lagi terkesan hanya sebagai ajang bagi-bagi “kursi” kekuasaan di daerah.

Negara, dalam hal ini pemerintah, membiayai atau menanggung dana pun fasilitas pendidikan anak atau siswa dari masyarakat yang lemah secara ekonomis, masyarakat pedesaan, dan masyarakat yang anaknya memiliki bakat atau prestasi luar biasa, seperti yang disebutkan di atas tidak dapat disamakan dengan program yang ada (bhineka subsidi) seperti yang dilakukan selama ini.

Program raskin, alokasi dana dampak kenaikan BBM, dan lain sebagainya adalah ibarat masyarakat dininabobokan dengan terus-menerus di beri “ikan” bukan mata “kail”, yang cenderung bermuatan politis atau merupakan upaya “meredam” kemungkinan adanya gejolak sosial, ekonomi, dan politik belaka. Jika masyarakat hanya dibuai-buai atau diberi ikan, tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Ikan iya, tapi hal mendasar yang dibutuhkan masyarakat sesungguhnya adalah kailnya, karena dengan bekal mata kail inilah nantinya dapat menjadi sarana dalam berupaya memberi arti dalam hidup dan kehidupan mereka masing-masing secara berkesinambungan.

Pendidikan gratis dan atau sekolah gratis, kini tampak marak menjadi bualan politik calon legislatif pun calon kepala pemerintahan kepada masyarakatnya. Namanya bualan tentu ada korbannya, siapa lagi kalau bukan sebagian besar masyarakat pemilihnya. Logika apa yang dipakai, sehingga berani mengumbar janji “Pendidikan Gratis Indonesia Cerdas”…misalnya! Isu pendidikan gratis dipolitisasi, dijadikan jargon, sekedar “kelakar betok” satu istilah “Palembangan”.

Di wilayah Batanghari Sembilan, bisa dianalogikan seperti saat datang “musim buah”, segala sesuatunya menjadi ramai, hangat, aktual, menarik, melibatkan banyak orang, dapat kesempatan menarik untung baik secara langsung maupun tidak langsung. Setelah musim kemarau berlalu, musim hujan menjelang, dan seperti biasanya musim buah pun silih berganti. Kalau, kemarin musim mangga, duku, kini musim durian datang. Dusun-dusun tadinya sepi, berubah ramai karena ada transaksi borong-memborong duren, mulai dari putik bunga hingga gelantungan buah-buah duren yang memang sudah hampir masak, dan terutama tentunya tumpukan buah duren yang hanya tinggal diangkut, siap diekspor ke luar dusun.

Di Palembang, pasar-pasar, kaki-kaki lima, dan beberapa sisi jalan pun menjadi bernuansa dan beraroma durian. Para penjual durian itu ada yang membikin pondok-pondokan, tetapi ada pula yang memanfaatkan bak mobil-mobil pik-upnya. Dalam kondisi demikian, tidak sedikit mereka yang memanfaatkanya guna menarik utung pribadi, termasuk para penarik retribusi baik yang resmi maupun yang gelap. Ada yang berencana untuk biaya sekolah anaknya, mungkin juga untuk beli teve baru, kulkas baru, motor baru, atau "wong rumah baru." Hanya para pasukan kuning yang terpaksa mengelus dada, karena musim durian berarti membludaknya sampah-sampah, adalah konsekuensi tambahan bagi beban tugas mereka.

Demikian pula suasana pemilihan caleg dan kepala daerah, ilustrasi di atas tidak jauh berbeda dengan kondisi jelang pemilihan di banyak daerah. Tampak dari masing-masing bakal calon telah mulai meneriakkan atau mengkampanyekan kesiapannya akan maju mencalonkan diri dalam kompetisi politis tersebut. Teriakan-teriakan itu ada yang disampaikan secara langsung dalam kegiatan “klise” (tergantung dari sudut pandang) seperti jumpa kader atau simpatisan, dan atau banyak pula yang memanfaatkan media komunikasi visual grafis – elektronik, seperti baligho, spanduk, poster, kalender, pamlet, leaflet, koran, majalah, buku, radio, teve, termasuk fasilitas dunia maya bagi kampanyenya.

Bukan hanya umbar janji “Pendidikan Gratis,” “Sekolah Gratis” dijadikan isu pendidikan yang menjadi laris manis (bukan “seksi”), tema kesehatan dengan “Berobat Gratis, Masyarakat Sehat” juga dijadikan jejampi menarik jelang pemilukada pun pemilu caleg. Pertanyaannya, salahkah? Sesungguhnya patut disyukuri dan semoga memang muncul dari kesadaran yang hakiki (nawaitu), bila pendidikan dan kesehatan menjadi perhatian utama dari beberapa kandidat dewan terhormat juga kandidat pemimpin, iyakah…? Karena, harus dipahami makna pendidikan gratis itu, artinya menyeluruh untuk jenjang dan ragam jenis pembelajaran, termasuk kursus, les-privat, kuliah di perguruan tinggi, dan sebagainya, sangupkah mereka memenuhi sesuai janjinya? Jangan-jangan, setelah terpilih berobah haluan..hana-hitulah, alasannya…!

Jujur saja, sebetulnya penerapan istilah “gratis” yang “pasaran” itu, sangat tidak tepat bagi dunia pendidikan, bahkan cenderung merendahkan hakikat pendidikan yang memiliki konsep dua arah, hak dan kewajiban. Sementara gratis itu bersifat satu arah, artinya pihak yang menggratiskan tidak berhak menuntut, dan pihak yang digratiskan tidak pula memiliki kewajiban.

Misalkan, di suatu mall pada counter yang menjual alat-alat dapur tertulis: “Membeli satu produk, gratis 1 lusin gelas”. Maka, pihak pengelola tidak bisa serta merta mengharuskan setiap pengunjung membeli produk yang mereka jual, demikian pula sebaliknya dengan adanya gratisan 1 lusin gelas itu, bukan berarti setiap pengunjung menjadi berkewajiban harus membeli produk yang ditawarkan oleh pengelola mall.

Sehingga, penggunaan atau penerapan sekolah atau pendidikan gratis itu tidak benar, sebab sudah jelas dan sesuai dengan semangat pasal 31 ayat 2 UUD 1945 sebagai rambu-rambunya, “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib pula membiayainya.” Pada kalimat tadi tidak sedikit pun mengisyaratkan adanya makna “gratis”, karena di situ jelas ada hak dan sekaligus kewajiban pada masing-masing pihak, baik sebagai warga negara maupun pemerintah.

Pendidikan ke Depan
Mengapa pendidikan bermasalah? Berbagai teori dikemukakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu. Namun, banyak orang sering lupa bahwa masalah pendidikan yang sebenarnya mendasar adalah bagaimana memanusiakan anak sebagai manusia melalui pendidikan, sehingga mereka benar-benar siap hidup dan berkemapuan menumbuhkembangkan potensi kehidupannya. Permasalahan pendidikan di negeri ini lebih banyak disebabkan masalah anak sebagai anak manusia selalu diselesaikan menurut beragam kepentingan orang tua/orang dewasa. Harus disadari dan dipahami bahwa masalah pendidikan sesungguhnya bukan hanya sekedar memberdayakan pikiran dan pencapaian prestasi belajar, melainkan tentu dan harus berkait erat dengan nurani dan moral spiritual serta pembentukan karakter.

Selama ini bila dicermati banyak sensitivitas yang hilang dari proses pembelajaran di sekolah, karena perhatian sekolah/guru lebih terjebak pada faktor kognitif. “Karakter yang berkualitas harus dibentuk sejak usia dini, kegagalan dalam penanaman kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi-pribadi yang bermasalah kelak di masa dewasanya” (Freud). Bangsa ini telah berkali-kali diterpa badai, sebagai dampak dari pendidikan yang cenderung hanya memperhatikan faktor kognitif (fungsi belahan otak kiri). Kerusuhan Mei 1998, meningkatnya tindak kekerasan baik secara individu maupun kolektif, meningkatnya prilaku merusak diri (narkoba, seks bebas, alkohol), penurunan etos kerja, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, perilaku tidak jujur yang telah begitu membudaya, dan lain sebagainya.

Sampai saat ini pendidikan di sekolah masih berorientasi pada filosofi “pedagogy of the oppresed” yang menekan dan menindas peserta didik. Banyak guru yang keasyikan memberi tugas sebanyak-banyaknya, guru cenderung hanya ingin didengarkan oleh siswanya (siswa menjadi pendengar pasif), banyak pula guru yang memposisikan dirinya sebagai subjek sedangkan peserta didiknya hanya dijadikan objek dalam proses pembelajaran, akibatnya peserta didik cenderung belajar hanya untuk sekolah, ditambah lagi di setiap sekolah jumlah siswa per kelasnya rata-rata diatas 20 orang.

Sudah saatnya kita tinggalkan sistem pendidikan yang tumpul itu, ke depan pendidikan harus berorientasi pada filosofi “pedagogy of love”. Guru harus mampu mengundang keingintahuan peserta didiknya, yang dapat melarutkan jiwa siswa pada kesukaan/senang dan akhirnya cinta belajar. Pihak sekolah, guru, dan para praktisi pendidikan lainnya harus menyadari bahwa belahan otak kiri dan kanan peserta didik perlu dioptimalkan secara seimbang dan menyeluruh, kemudian mengaplikasikannya secara nyata dalam proses pembelajaran. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan cepat, efektif, penuh kreatifitas yang menyenangkan, mengasyikkan, dan tentu akan mencerdaskan serta menguatkan posisi anak sebagai anak harapan negara dan bangsa Indonesia tercinta ini.

Pemerintah menetapkan standar mutu pendidikan yang dimulai pada tahun 2004 dengan nilai 4,01. Nilai tersebut ditetapkan sebagai standar nasional, regional, ataupun internasional/global itu tidak salah, bahkan dengan skor ini sebetulnya masih terlalu rendah, dan mengapa tidak ditetapkan saja dengan nilai 7,01 atau 8,01 sekalian? Kesalahannya terletak pada penerapan standar mutu pendidikan itu, memangnya peserta didik dapat disamakan dengan produk teknologi sehingga perlu diberi standar mutu seperti ISO 2000, …, 2003, 2004, 2005, 2007 dan seterusnya. Pemerintah dalam hal ini Mendiknas, tampaknya masih mengunakan paradigma pendidikan yang tumpul, menyeragamkan, dan jelas menghakimi siswa (masalah anak yang diselesaikan dengan kepentingan orang dewasa).

Standar mutu pendidikan seharusnya tidak boleh dijadikan standar kelulusan, karena fungsi standar mutu pendidikan yang tepat adalah sebagai target capaian ideal dari suatu proses pembelajaran. Sehingga skor itu menjadi standar atau alat ukur dalam mengevaluasi sejauh mana hasil dari kinerja Depdiknas, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sekolah, dan terutama guru dalam melakukan KBM. Berdasarkan standar mutu pendidikan yang ada, dan ternyata setelah dievaluasi hasilnya rata-rata tidak mencapai target seperti yang telah ditetapkan, maka itulah hasil evaluasi kinerja dari jajaran pendidikan kita.

Artinya untuk langkah selanjutnya perlu disusun dan diambil langkah-langkah strategis, tentunya sebagai upaya dalam memperbaiki kinerja segenap jajaran pendidikan. Jadi tidak perlu ada ujian ulang atau apalah istilahnya, karena skor itu semestinya bukan untuk memvonis lulus atau tidak lulusnya peserta didik. Lagi pula, keberadaan istilah NEM yang jelas "mengkastakan" antar mata pelajaran, sesungguhnya tidak selaras dengan konsep ideal pendidikan.

Sekali lagi inilah masalahnya, kita cenderung selalu melemparkan kesalahan-kesalahan kepada orang lain, termasuk di bidang pendidikan. Sebetulnya kesalahan ada dalam pengelolaan pendidikan, tetapi banyak orang yang ingin selalu berupaya untuk tidak terlihat salah dengan jalan mengorbankan anak didik. Sadarkah kita bahwa anak didik yang dikorbankan itu, sering dan selalu kita katakan, mereka adalah penentu masa depan bangsa, ironis…memang! *)

*) Erwan Suryanegara
Tut Wuri Handayani

Jumat, 16 November 2012

TERBANG BUHUN

erbang buhun merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang tersebar di beberapa tempat di Jawa Barat, dengan beberapa sebutan, seperti Terbang Gede, Terbang Gebes, Terbang Ageung, dll. Pada masa lalu, seni terbang digunakan sebagai media dakwah Islam, melalui pupujian (puji-pujian) yang dilantunkan sepanjang pertunjukan berlangsung. Terbang buhun dianggap pula memiliki kekuatan-kekuatan spiritual dan mistis, karena itu seringkali dipakai pula di dalam upacara ngaruwat, misalnya ngaruwat anak, ngaruwat rumah, dll. Dalam upacara ruwatan biasa diadakan acara ngahurip dengan menebarkan air suci serta membuat sesajen dan sambung layang, yakni rangkaian hasil bumi yang disusun tiga lingkaran yang biasanya dibuat sepasang.

Perkembangan
Terbang buhun dikenal juga sebagai Terbang Pusaka, khususnya di Tanjungkerta yang dipimpin oleh Adis Mukaya (sekarang dilanjutkan oleh putranya, Sutisna). Seiring dengan perkembangan zaman, terbang buhun telah mencoba melakukan upaya-upaya penyesuaian terhadap permintaan masyarakat sekitar, apalagi setelah mendapat bantuan tenaga dari STSI Bandung di dalam mengemas kembali. Dewasa ini Terbang Buhun sudah mampu tampil lebih dinamis, dengan lagu-lagu yang dipilih, lengkap dengan Upacara ngahuripnya serta tak ketinggalan sambung layangnya.
Pertunjukan terbang buhun di Jawa barat pada umumnya tak jauh berbeda, baik dalam upacara Ngaruwat maupun pertunjukan dalam hajatan biasa. Sebagai contoh struktur pertunjukan terbang buhun, misalnya pada saat pertunjukan Ngaruwat Rumah, adalah sebagai berikut: Pertama, diadakan Ijab Kabul oleh saehu; Tatalu dengan lagu-lagu pupujian yang dilantunkan oleh Reuahan, sambil saehu mempersilahkan penari maju ke depan arena pertunjukan dengan diiringi lagu Engko, dilanjutkan dengan lagu Bangun, Kembang Kacang, Lailahaillah, Malong, Siuh, dan Benjang; kedua acara ruwatannya yang dipimpin oleh Saehu dengan membacakan mantra-mantra sambil membakar kemenyan serta menyiramkan Cai Hurip ke seluruh penjuru rumah; musik terbang buhun ditabuh dengan irama naik, dengan lagu Eling Allah, Riring-riring, Kikis Kelir, Nyai Lais Koncrang, Meungpeung Hurip, Keupat Eundang; Ketiga, pertunjukan ditutup dengan pembacaan doa, sementara para pemain meletakkan alat musik terbangnya dan duduk khidmat membentuk setengah lingkaran sambil menengadahkan kedua tangannya.


Alat-alat musik terbang buhun antara lain: terbang kempring, terbang ageung, terbang gebrung, terbang talingtik, terbang goong, dan kendang. Sementara lagu-lagu pupujian yang dilantunkan, seperti Bismilah, Yahmadun Kayumbilah, Robun Allah dan Kembang Gadung.


Makna dibalik Terbang buhun adalah makna konotatif yang tersembunyi, di antaranya: a) Makna spiritual, makna yang terkandung dalam pertunjukan Terbang Buhun terutama dalam pertunjukan Upacara Ngaruwat atau Upacara Ngahurip. Khusunya dalam makna-makna dibalik berbagai tanaman hasil bumi yang terdapat dalam Sambung Layang; b) Makna teatrikal, Sambung Layang yang ukurannya besar dan tinggi apalagi sepasang, membuat daya tarik tersendiri bagi penonton

BlogUpp! | the blog: Frequently Asked Questions

BlogUpp! | the blog: Frequently Asked Questions

Peninggalan Megalitikum


Pemerintah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, bekerja sama dengan "Panoramic of Lahat" melakukan penggalian dan pendataan terhadap ribuan megalit yang tersebar di 12 kecamatan dalam wilayah kabupaten itu.
"Untuk mendukung kabupaten itu menjadi salah satu daerah memiliki megalit terbanyak, kami sudah melakukan penggalian dan mendata daerah-daerah terdapat kawasan artefak tersebut, seperti Kecamatan Pajarbulan, Jarai, Muarapayang, Tanjungsakti, Gumay dan beberapa daerah lainnya," kata Bupati Saifudin Aswari Rivai di Lahat, Kamis.
Menurut dia, hingga kini telah terdata sebanyak 1.027 artefak yang tersebar di 40 situs wilayah Kabupaten Lahat berbatasan dengan Kota Pagaralam.
Diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah, sebab perburuan yang dilakukan peninggalan zaman batu besar (megalitikum) ini terus dilakukan.
"Wilayah Lahat yang terdiri atas 23 kecamatan menurut kalangan budayawan disinyalir sebagai daerah situs arkeologi dan purbakala  terluas di tanah air, seperti halnya situs Sangirandi Jawa Tengah," ungkap dia.
Lahat memang dari dulu gudangnya benda-benda arkeologi dan purbakala bernilai budaya tinggi dan luhur, daerah dataran tinggi ini memang menyimpan banyak benda-benda arkeologi dan purbakala di tiap jengkal tanahnya.
Asumsinya, kata dia, bisa saja seluruh kawasan Pasmah adalah situs yang sangat luas di Sumsel.
Pernyataan ini sekaligus merespon informasi tentang banyaknya temuan benda-benda arkeologi dan purbakala di Lahat, sehingga mendapat dukungan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk memberikan penghargaan.
"Kita mendapat banyak temuan benda arkeologi di Jarai dan Pajarbulan beberapa bulan lalu, dan penemuan itu tidak bisa dianalisa dengan cepat dan tepat karena Lahat tidak memiliki perangkat yang pas untuk menelitinya seperti BP3 Jambi serta Balai Arkeologi," ujar Aswari.
Menurut dia, memang sudah selayaknya saat ini ada lembaga atau instansi yang menguasai pengurusan benda-benda arkeologi dan cagar budaya seperti kantor perwakilan BP3, Museum atau pos arekologi termasuk cagar budaya yang berada di Lahat.
"Esensinya jauh lebih penting dari keberadaan kelembagaan yang paling dibutuhkan adalah adanya SDM peneliti, pengelola secara profesional benda-benda arkeologi dan cagar budaya yang merupakan sisa-sisa peninggalan masa lalu," ungkapnya.
Ketua Panoramic of Lahat Mario Andramatik ditemui di sela-sela pendataan di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Pujar Bulan, Lahat mengatakan, sebenarnya pendataan megalit sudah dilakukan sejak tahun 2008 dengan jumlah temuan mencapai 700 megalit, kemudian hingga 2012 ini sudah mencapai ribuan.
"Jumlah artefak yang ditemukan dalam wilayah 12 kecamatan di Kabupaten Lahat akan terus bertambah, sebab diperkirakan peninggalan telah berusia ribuan tahun itu masih terdapat ribuan  tertanam dalam tanah dan belum terdata," ujarnya.
"Kita sangat berterima kasih atas kepedulian PT Bukit Asam (PT BA) membantu pendanaan dalam upaya pendataan ribuan megalit di Lahat," ujarnya.
Menurut dia, hanya satu desa saja di atas lahan sekitar 5 hektare terdapat 76 artefak, mulai dari arca, lumpang, lesung, batu datar, dolmen, menhir, dan tetralit, belum lagi daerah lainnya.
Sementara itu Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3 Jambi) wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Babel, Akhmad Rivai mengatakan, saat ini sejumlah lokasi penemuan megalit, situs kubur batu dan sejumlah benda bersejarah lainnya  sudah dilakukan penelitian dan pendataan termasuk penggalian untuk mengetahui yang lainya.
Hasil penggalian ada juga ditemukan bilik batu yang terdapat lempengan batu dan pahatan arca kepala berbentuk manusia di Desa Talang Pagaragung dan Desa Pajar Bulan Lahat.
Berbagai benda yang ditemukan dari hasil penggalian sudah didata dan diamankan dengan melakukan pemagaran, sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dari BP3 Jambi.