Selasa, 27 November 2012

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu


Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu
Festival Bambu Nusantara menampilkan bambu bukan saja sekedar sebagai alat musik tetapi juga hubungan integral dengan budaya tradisional maupun modern. Acara ini berhasil merangkul kalangan muda agar mencintai ragam musik bambu sekaligus menjadi ruang bagi yang muda untuk menampilkan keterampilan bermusik etnik dan memamerkan beragam bentuk produk kreatif dari bambu yang jarang ditampilkan ke publik.
Festival Bambu Nusantara yang keenam kalinya digelar kembali hadir di Jakarta seperti pertama kali perhelatannya terlaksana. Bertempat di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, festival 2 hari sejak 1 hingga 2 November 2012 tersebut adalah event World Music with Art-Culinary-Handicraft. Event ini selain menghadirkan suguhan musik etnik berpadu dengan musik modern, juga turut diisi pameran, seminar, merchandise, kuliner, dan fashion. Di dalamnya tampil beraneka kreasi berbahan bambu dan beragam seni dari bambu dengan peran serta dari 12 provinsi di Indonesia.

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan BambuBambu Nusantara ke-6 sendiri resmi dibuka Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, juga turut dihadiri Direktur Pencitraan Kemparekraf Esthy Reko Astuti. Dalam sambutannya Sapta mengutarakan bahwa Festival Bambu Nusantara ke-6 diadakan untuk mendorong kreativitas pemusik dan pengrajin bambu. Kemenparekraf bekerja sama dengan Republik Entertaiment berupaya memperkenalkan musik bambu dari berbagai provinsi di Indonesia. Tidak hanya menampilkan aneka musik bambu saja tetapi juga kerajinan tangan berbahan dasar bambu. Pengunjung dapat membeli beraneka produk khas dari bambu dalam festival ini.

Dalam pementasan musiknya sendiri, Festival Bambu Nusantara 2012 menghadirkan banyak musisi, mulai dari yang telah ternama hingga yang baru memulai terjun dalam musik etnik. Hal itu karena festival ini menampilkan banyak kelompok muda berbakat di bidang musik bambu sebagai penerus kalangan senior yang sudah lebih dahulu masuk ke ranah musik internasional. Festival Musik Bambu Nusantara selain mengapresiasi seniman bambu secara nyata juga berupaya meregenerasi talent.
Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu
Beberapa pementas yang tampil diantaranya adalah:  Dwiki Dharmawan, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Vicky Sianipar, Samba Sunda, Karinding Attack, Melodi Maniz (Jepang), Komunitas Hong, Bambu Wukir, Bebendjo, Bambu Patempong Makassar, Anggrek Buluh Perindu (Jepang), Talo Balak Lampung, Alor (NTT), Kuda Laut, Ganiati, IKJ, Manunggal Roso Solo, dan SMPN 1 Megamendung. Pementasan musik dari para musisi tersebut mengkolaborasikan musik etnik dengan musik kontemporer seperti jazz, rap, rock, maupun disc jokey. Perpaduannya telah menghasilkan harmonisasi lantunan nada dan suara yang memikat dan semakin diminati masyarakat terutama generasi muda.

Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan BambuBambu sendiri memiliki multifungsi pemanfaatannya dalam kehidupan masyarakat Nusantara sejak dahulu. Masyarakat telah memanfaatkan bambu sebagai bahan makanan, kebutuhan rumah tangga dan aneka kerajinan. Bambu kini juga dimanfaatkan untuk bahan cenderamata, furniture, tas, topi, kotak serba guna, hingga alat musik. Salah satu alat musik tradisional khas Nusantara berbahan bambu, yaitu angklung telah diakui PBB melalui UNESCO sebagai warisan budaya dunia asli milik Indonesia. Angklung menyusul batik, wayang, dan keris. Kini angklung kembali sering ditampilkan dalam bentuk orkestra dan semakin banyak dibina di sekolah-sekolah di Indonesia bahkan di luar negeri.

Bambu ibarat tanaman hadiah dari Tuhan untuk manusia dengan begitu banyak manfaat. Bambu sangat dekat dengan kehidupan manusia karena ada di sekelilingnya sehingga dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari mulai dari kelahiran hingga kematian. Bambu sejak dulu telah mendampingi masyarakat tradisional untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mulai dari kebutuhan pangan, peralatan hidup, konstruksi rumah, hingga pelengkap upacara adat-istiadat.

Tidak ada komentar: