Festival Bambu Menghadirkan Harmoni Musik Etnik dan Kreativitas Berbahan Bambu
Festival Bambu Nusantara menampilkan bambu bukan saja sekedar sebagai alat musik tetapi juga hubungan integral dengan budaya tradisional maupun modern. Acara ini berhasil merangkul kalangan muda agar mencintai ragam musik bambu sekaligus menjadi ruang bagi yang muda untuk menampilkan keterampilan bermusik etnik dan memamerkan beragam bentuk produk kreatif dari bambu yang jarang ditampilkan ke publik.
Festival Bambu Nusantara yang keenam
kalinya digelar kembali hadir di Jakarta seperti pertama kali
perhelatannya terlaksana. Bertempat di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta,
festival 2 hari sejak 1 hingga 2 November 2012 tersebut adalah event
World Music with Art-Culinary-Handicraft. Event ini selain menghadirkan
suguhan musik etnik berpadu dengan musik modern, juga turut diisi
pameran, seminar, merchandise, kuliner, dan fashion. Di dalamnya tampil
beraneka kreasi berbahan bambu dan beragam seni dari bambu dengan peran
serta dari 12 provinsi di Indonesia.
Bambu
Nusantara ke-6 sendiri resmi dibuka Wakil Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, juga turut dihadiri Direktur
Pencitraan Kemparekraf Esthy Reko Astuti. Dalam sambutannya Sapta
mengutarakan bahwa Festival Bambu Nusantara ke-6 diadakan untuk
mendorong kreativitas pemusik dan pengrajin bambu. Kemenparekraf bekerja
sama dengan Republik Entertaiment berupaya memperkenalkan musik bambu
dari berbagai provinsi di Indonesia. Tidak hanya menampilkan aneka musik
bambu saja tetapi juga kerajinan tangan berbahan dasar bambu.
Pengunjung dapat membeli beraneka produk khas dari bambu dalam festival
ini.
Dalam pementasan musiknya sendiri, Festival Bambu Nusantara 2012 menghadirkan banyak musisi, mulai dari yang telah ternama hingga yang baru memulai terjun dalam musik etnik. Hal itu karena festival ini menampilkan banyak kelompok muda berbakat di bidang musik bambu sebagai penerus kalangan senior yang sudah lebih dahulu masuk ke ranah musik internasional. Festival Musik Bambu Nusantara selain mengapresiasi seniman bambu secara nyata juga berupaya meregenerasi talent.
Dalam pementasan musiknya sendiri, Festival Bambu Nusantara 2012 menghadirkan banyak musisi, mulai dari yang telah ternama hingga yang baru memulai terjun dalam musik etnik. Hal itu karena festival ini menampilkan banyak kelompok muda berbakat di bidang musik bambu sebagai penerus kalangan senior yang sudah lebih dahulu masuk ke ranah musik internasional. Festival Musik Bambu Nusantara selain mengapresiasi seniman bambu secara nyata juga berupaya meregenerasi talent.
Beberapa pementas yang tampil diantaranya adalah: Dwiki Dharmawan, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Vicky Sianipar, Samba Sunda, Karinding Attack, Melodi Maniz (Jepang), Komunitas Hong, Bambu Wukir, Bebendjo, Bambu Patempong Makassar, Anggrek Buluh Perindu (Jepang), Talo Balak Lampung, Alor (NTT), Kuda Laut, Ganiati, IKJ, Manunggal Roso Solo, dan SMPN 1 Megamendung. Pementasan musik dari para musisi tersebut mengkolaborasikan musik etnik dengan musik kontemporer seperti jazz, rap, rock, maupun disc jokey. Perpaduannya telah menghasilkan harmonisasi lantunan nada dan suara yang memikat dan semakin diminati masyarakat terutama generasi muda.
Bambu ibarat tanaman hadiah dari Tuhan untuk manusia dengan begitu banyak manfaat. Bambu sangat dekat dengan kehidupan manusia karena ada di sekelilingnya sehingga dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari mulai dari kelahiran hingga kematian. Bambu sejak dulu telah mendampingi masyarakat tradisional untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mulai dari kebutuhan pangan, peralatan hidup, konstruksi rumah, hingga pelengkap upacara adat-istiadat.